Kamis, 31 Mei 2012

Tuban Kedatangan Nine Ball.

Band Nine Ball Jumpa Fans di Tuban. Tuban - Sebelum melakukan konsernya malam ini, Group Band asal Bandung, Nine Ball melakukan jumpa fans dengan para pengemarnya di Kabupaten Tuban, Kamis (31/05/2012). Jumpa fans tersebut digelar di Cafe QQQ yang berada di jalan Basuki Rahmad. Kedatangan Band papan atas tersebut disambut meriah oleh para penggemarnya dari kalangan para remaja. Para Fans sudah menunggu kedatangan para personil Nine Ball di Cafe tersebut sejak lama. Ray, vokalis dari Band asal Kota Kembang itu, menyatakan kepada para pengemarnya bahwa dalam waktu dekat ini Nine Ball akan segera meluncurkan 2 lagu. Tour kali ini dimaksudkan untuk pra launching album. "Dalam waktu dekat ini, ada 2 single yang akan kita luncurkan untuk mempersiapkan album kedua kita," terang Ray, di hadapan para penggemarnya. Selain melakukan tanya jawab dengan para penggemarnya yang ada di Kabupaten Tuban, Group Band tersebut juga melakukan foto bersama Fansnya yang kebanyakan remaja putri. Acara jumpa fans tersebut ditutup dengan membawakan satu lagu andalannya yang berjudul 'Hingga Akhir Waktu'.

E-KTP Warga Merik Sidorejo Tuban

Rabu, 30 Mei 2012 Warga Merik - Sidorejo Tuban dapat Giliran Foto E-KTP SU94R FM RadioNet.com Tinggi, Antusiasme Warga Sukseskan E-KTP Tuban – Pengurusan E-KTP atau Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kabupaten Tuban berjalan lancar dan terkendali. Lebih dari itu, antusiasme warga di berbagai Kecamatan juga terlihat cukup tinggi, seperti yang Nampak pada Hari Selasa Kemarin (29/05/2012) dan Rabu (30/05/2012) yang saat itu mendapat giliran Jadwal Pemotretan adalah Warga Sidorejo Kecamatan Tuban Kota. Hal tersebut terlihat dari data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tuban yang hingga hari ini telah mencatat sedikitnya 25 persen perekaman data E-KTP dari jumlah total penduduk Kabupaten Tuban wajib KTP sebanyak 962.218 jiwa. Selain itu warga yang diundang untuk pemotretan E-KTP, memenuhi Kantor Kecamatan di berbagai wilayah di Kabupaten Tuban. Tampak warga begitu antusias meski menunggu berjam-jam. Mereka datang bersama Keluarganya, dan nampak ada banyak Manula (Manusia Lanjut Usia) walau Jalannya harus menggunakan alat bantu dan usianya sudah mencapai lebih dari 70 Tahun juga ikutv Antri menunggu giliran. Seperti Halnya dengan Pak Sis (Penjual Bensin) Warga JL. Merik - Sidorejo Tuban, walau Harus Menggunakan Alat Bantu untuk berjalan dan Usianya tergolong Tua, namun semangat mengikuti Foto E-KTP tetap berkobar di hatinya. Juga nampak Nenek yang memakai Tongkat dibantu Anak dan Cucunya juga ikut mensukseskan E-KTP. Oleh petugas Kecamatan Kota Tuban, Nenek tersebut disuguhi Minuman Teh Hangat khusus buat si Nenek tersebut, Saat itu Waktupun sudah menjelang Magrib. Juga terlihat Pensiunan Guru SDN Tasikmadu 2 Kec.Palang Bu SRI'AH bersama Keluarga juga Hadir, di Hari yang sama juga Nampak hadir Bpk. Dokter H. Tri Hadi Senyoto (Mantan Kepala Dinas Kesehatan Tuban yang sekarang menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tuban), bersama Keluarga, dan Juga ada Kepala Dinas Pendidikan Tuban Bpk. Sutrisno juga ikut Foto E-KTP saat Kumandang Adzan Magrib tiba. Kabid Kependudukan Disdukcapil Tuban, Joko Ludiono, menyatakan tingginya antusias warga terlihat dari jumlah penduduk yang dilayani setiap hari rata-rata mencapai 350 hingga 400 jiwa. Namun demikian, Joko mengakui pembuatan E-KTP tak selalu lancer karena petugas di lapangan juga harus menghadapi berbagai kendala yang menghambat pelaksanaan perekaman (pencatatan data dan foto). Salah satunya voltase yang menurun atau bahkan pemadaman listrik yang mendadak, Komputer yang Hang dan Harus diRestart, juga menambah lamanya Pemotretan. Joko mengatakan, beberapa alat seperti perekam iris mata dan tanda tangan elektronik (sidik jari) sangat sensitif dengan tegangan listrik. Dia berharap pihak terkait turut membantu kelancaran. Semisal ada pemadaman PLN seyogyanya memberitahu sehari sebelumnya. Joko menghimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah slatan yang telah mendapat undangan, untuk segera mendaftarkan diri, guna didata dan diambil sidik jari, foto mau pun pengambilan iris. Proses e-KTP Butuh Penanganan Ekstra Bagi Lansia dan Penyandang Cacat Nenek Sumarni (80) didampingi perangkat kelurahan saat mengurus e-KTP. Program pengerjaan perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Tuban tak hanya terhambat kendala listrik yang tidak memenuhi standar minimal 3500 watt dan sebagian alat e-KTP yang sering error, tapi di lain sisi petugas e-KTP juga harus sabar memberi pelayanan kepada warga yang lanjut usia (Lansia) dan penyandang cacat. Hal tersebut harus dialami oleh petugas e-KTP di Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban saat melayani Sumarni (80) warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban dengan didampingi Harnik, perangkat Kelurahan Desa Sidorejo, Selasa (29/05/2012). Nenek tersebut mengalami pendengaran yang lemah (tuna rungu), sehingga petugas e-KTP harus dengan sabar melakukan komunikasi dengan nenek tersebut. Bahkan sampai berkali-kali melakukan komunikasi, nenek itu masih belum dengar dan paham juga, sehingga antrian panjangpun terjadi. “Nenek ini memang pendengarannya kurang mas, tapi kita juga harus sabar. Makanya saya dampingi terus sampai selesai, karena keluarganya juga tidak ada yang mengantarnya,” ujar Harnik. Proses e-KTP yang seharusnya selama 10 menit sudah selesai setiap satu orang, tapi lain halnya apabila warga tersebut sudah lansia dan penyandang cacat. Butuh kesabaran ekstra, karena sampai sekarang belum ada loket khusus bagi warga lansia dan penyandang cacat. “Kita harus sabar mas, apapun kondisinya kita harus memberi pelayanan yang baik kepada warga,” ujar salah satu petugas e-KTP. E-KTP Tuban Mencapai 60% SU94R FM RadioNet.com Pelaksanaan e-KTP Sudah Mencapai 60 Persen. Tuban – Hingga saat ini pelaksanaan Elektronik - Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di Kabupaten Tuban sudah mencapai 60 persen. Sesuai dengan Surat Edaran Mendagri, Program yang menelan dana APBD hingga Rp. 4,2 milyar ini ditargetkan selesai minggu kedua bulan Oktober 2012 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pemkab Tuban, Djoko Ludiono, Rabu (18/07/2012). “Alhamdulillah Untuk Kecamatan Kenduruan bulan ini sudah selesai. Sesuai dengan target kami beberapa Kecamatan lainya seperti Bangilan, Senori, Tambakboyo, Singgahan, Parengan, Montong, Jenu, Widang, Grabagan dan beberapa Kecamatan lainya akan selesai pada bulan September,” ungkapnya. Sementara itu, untuk Kecamatan yang banyak wajib e-KTP adalah Kec. Palang, Kec. Soko, Kec. Semanding dan Kec. Kota tetap akan kita tuntaskan pada awal Oktober mendatang. Lebih lanjut mantan Aktivis HMI ini juga menambahkan, Pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik dan karena terpenuhinya beberapa faktor yang penting. Seperti kinerja operator yang maksimal, alat yang disediakan dimasing-masing Kecamatan serta kesadaran warga juga sangat mendukung untuk menyukseskan program Pemerintah Pusat tersebut. Beberapa kendala yang ditemui adalah alat yang eror sehingga mengganggu pelayanan masyarakat. “Akibatnya setelah menerima laporan, saya langsung meluncur ke Jakarta untuk memperbaiki dan menukar alat supaya besok pelayanan kepada masyarakat tidak mengalami hambatan,” tuturnya. Saat dikonfirmasi terkait lambatnya proses cetak e-KTP tersebut, mantan Camat Grabagan ini mengatakan bahwa banyaknya tahapan yang harus dilakukan. Mulai pemindai kornea mata dan sidik jari. “Di lokasi pelayanan langsung diambil data base masyarakat dan sidik jari. Setelah itu data dikirim ke pusat dan sekitar 2 minggu KTP nya langsung dibagikan kepada warga. Saat penyerahan itu KTP jenis lama langsung ditarik,” jelasnya - Kepala Bidang Kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pemkab Tuban, Djoko Ludiono

Aksi Demo Menuntut Transparansi Dana CSR PT. Semen Gresik

Polres Tuban Turunkan 400 Personil Guna Amankan Pabrik Semen Gresik dari Aksi DEMO. LAGI, SUDAH KEEMPAT KALINYA PBRT DEMO SEMEN GRESIK DAN KALI INI DIJAGA KETAT 400 PERSONIL POLISI. Paguyuban Bumi Ronggolawe Tuban (PBRT) kembali melakukan Aksi Demo yang ke Empat kalinya ke PT.Semen Gresik (PT.SG), Rabu (30/05/2012). Tuntutan mereka kali ini adalah sama seperti yang dahulu yaitu menuntut kepada PT. Semen Gresik, menyoal lelang barang bekas yang bernilai hingga Rp. 10,75 Milyar. Selain itu juga mempersoalkan tentang kerusakan lahan akibat tambang dan transparansi pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan agar lebih memperhatikan warga Ring 1. Dalam aksi yang diikuti puluhan warga ini mereka membawa banner yang berisi tuntutan dan kecaman kepada perusahaan Semen milik negara ini. Dalam orasinnya massa menganggap SG telah mencemari lingkungan terutama debu yang berakibat pada lahan pertanian disekitar lingkungan wilayah ring 1 kurang produktif sehingga berdampak menurunya hasil pertanian dan rendahnya taraf hidup warga sekitar pabrik. Sementara soal lelang, PBRT juga menuntut kepada PT.SG atas lelang barang bekas yang dilakukan oleh balai lelang di Surabaya pada hari Rabu (16/05/2012) lalu agar diualang prosesnya. Barang bekas berupa besi scrap, termasuk besi, tembaga, ban bekas, dimana lokasinya di Daerah Kabupaten Tuban sehingga putra daerah dari Tuban diberi kesempatan menjadi pemenang tender maupun menjadi pengelola barang-barang tidak layak pakai tersebut. Aksi yang dilakukan mulai pukul 09.00WIB hingga 12.00 WIB dan sudah ke 4 kalinya, aksi kali ini juga belum mendapatkan tanggapan pihak PT. SG bahkan perwakilanya juga tidak menemui massa. Sementara itu juru bicara PBRT yang juga kuasa hukum, Sujono Ali Mujahidin,menegaskan pihaknya sudah mengajukan gugatan perdata ke Kejaksaan Negeri Tuban pada hari Jum’at (25/05/2012) lalu. “kemarin sudah saya gugat ke Pengadilan Negeri, kami kesini hanya menindaklanjuti hasil dari balai lelang,” jelasnya. Terpisah, saat dikonfirmasi Kabag Humas PT. Semen Gresik, Harry Subagio menjelaskan bahwa, terkait masalah CSR pihaknya sudah menjalankan dana CSR sudah sesuai aturan. Dan semua pertanggung jawaban terkait penggunaan dana sosial tersebut sudah dilaporkan kepada yang berhak menerima laporan. “tugas kami adalah menjalankan aturan dan pelaporan terkait masalah penggunakan dana CSR, dan untuk pelaporan hanya dilaporkan kepada yang berhak menerima laporan, bukan sembarangan orang,” tegasnya. 400 POLISI JAGA DEMO PBRT KE PT. SEMEN GRESIK Tuban – Tidak mau kecolongan, Polres Tuban menerjunkan penuh kekuatanya dalam mengamankan aksi yang berlangsung di PT Semen gresik. Sedikitnya 400 personil untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa yang dilakukan Paguyuban Bumi Ronggolawe Tuban (PBRT), Selasa (30/05/2012). Pengamanan aksi demo yang dilakukan oleh PBRT sudah dipersiapkan dengan matang. 400 Personil pengamanan ini terdiri dari Dalmas awal, Dalamas lanjut, Polsek, dan Satu Kompi Brimob Polda Jatim di Bojonegoro. Informasi sebelumnya, aksi demo ini akan diikuti oleh ribuan pendemo. Sehingga Polres Tuban menerjunkan kekuatan penuhnya untuk menjaga jalanya aksi. Namun meski pasukan pengamanan penuh sudah berada dilokasi, jumlah pengunjukrasa dari PBR tidak seperti dalam pemberitahuan kepada pihak Polres Tuban. Dari pengamanan ketat oleh pihak Kepolisian, aksi demo berjalan dengan lancar tanpa adanya aksi anarkis, ataupun aksi blokir jalan, namun kekuatan ini tidak seimbang dengan jumlah pendemo. Pasalnya jumlah hanya puluhan orang dan harus di jaga ketat oleh ratusan petugas keamanan. Saat dikonfirmasi, Kabag Ops Polres Tuban, Kompol Suhartono menjelaskna bahwa, pengamanan aksi demo harus dijaga ketat mulai dari pendemo, akses milik pabrik, hingga masyarakat sekitar. Sehingga saat aksi demo berlangsung, dapat berjalan dengan lancar tidak ada kerusakan dan anarkis. “saya menerjunkan 400 personil dalam aksi demo ini, mengantisipasi adanya kerusuhan dan anarki yang dimungkinkan dilakukan oleh pendemo,” tegasnya.

Kebakaran Di KIOS SOLAR Bancar Tuban

Percikan Api Kabel Listrik PLN Picu Kebakaran Kios Solar, Kios Solar Ramilan Ludes Terbakar Tuban - Sebuah kios solar milik Ramilan yang berada di pinggir jalan Desa Bancar, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban ludes dilalap Si Jago Merah. Diduga kuat kebakaran tersebut lantaran adanya percikan api akibat hubungan arus pendek kabel listrik yang berada di atas kios tersebut, Kamis (31/05/2012). Kejadian kebakaran hebat yang menghanguskan kios solar beserta isinya tersebut berawal saat Ramilan sedang beristirahat di dalam kios solarnya tersebut. Namun pada saat dia sedang beristirahat di dalam kios, korban mendengar adanya suara percikan api dari kabel milik PLN yang berada tepat di atas kiosnya. Setelah itu korban langsung keluar kios untuk melihat kondisi apa yang terjadi. Setelah itu, secara tiba-tiba api yang berasal dari kabel listrik tersebut langsung menyambar bahan bakar minyak jenis solar yang ada di dalam kios. "Menurut korban percikan api yang diduga dari kabel listrik tersebut langsung menyambar 2 drum yang berisikan solar, sehingga api langsung membesar dan menghabiskan seluruh isi kios," terang AKP Noersento, Kasubbag Humas Polres Tuban. Korban berusaha memadamkan api dengan dibantu oleh sejumlah warga setempat. Namun lantaran yang berada di dalam kios tersebut berupa bahan bakar sehingga api tidak bisa dipadamkan. "Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, saat kejadian tersebut korban sebelumnya telah keluar dari dalam kiosnya," tambahnya.

Pencurian Kayu Jati Di Tuban

Pengamanan sudah Maksimal Masih Kebobolan Juga. Meski Perhutani terus melakukan pengamanan maksimal terhadap assetnya berupa kayu jati, toh masih juga kebobolan pada periode Mei ini. Pencurian kayu ilegal kembali terjadi di wilayah hutan KPH Tuban. Beruntung Danru Polmob, Joko Pitono, beserta anggotanya, KRPH Sugihan, M. Talkah, sejumlah Mandor polter RPH Sugihan saat melakukan patroli di kawasan hutan petak 27 RPH Sugihan BKPH Kerek KPH Tuban, jam 3 dinihari mengetahui sebuah Colt L 300 berwarna hitam sedang asyik-asyiknya di dalam hutan sedang memuat kayu illegal dari kawasan hutan KPH Tuban. Dan benar. Bahwa ColtL 300 dengan nomor Polisi S 8040 HD tersebut memuat kayu jati bulat berbagai ukuran sebanyak 9 batang, dengan volume sekitar 1,223 M3 tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah. Saat tim ini bergerak untuk melakukan penggrebekan sekitar 8 pelaku curjati (pencurian kayu jati), berhasil kabur melarikan diri. KRPH Sugihan, M.Talkah, dan Danru Polmob KPH Tuban, Joko Pitono, ketika dikonfirmasi menerangkan bahwa berdasarkan bukti yang ada pelaku sebanyak 8 orang termasuk sopir diperkirakan dari Dusun Karanganyar, Desa Temaji, Kecamatan Jenu. “Karena tersangka berhasil kabur, kami melaporkan kejadian ini ke pihak Polres Tuban. Untuk pengamanan dan proses penyidikan barang bukti diserahkan ke polres setempat. Langkah selanjutnya dan berdasarkan info dari berbagai sumber akhirnya salah seorang tersangka sudah terendus akan melarikan diri ke Gresik,” cerita Joko Pitono, Rabu (30/05/2012). Ditambahkan M. Talkah akhirnya salah satu gembong tersangkapencurian tersebut yang bernama Cipto Bin Pagi (42) berhasil ditangkap di rumahnya sendiri di dusun Karanganyar Desa Temaji. Saat penangkapan, diketahui Cipto sedang bercinta dengan istrinya pada sore hari itu. Namun saat akan ditangkap petugas, dia sempat melarikan diri ke hutan. Karena takut terkena hukuman penjara dia berhasil melarikan diri lagi ke tempat saudaranya. Aksi kejar mengejar ini, pelaku akhirnya tertangkap di rumah saudaranya tepat pada pukul 1 tengah malam. Sementara itu, Wakil Adm. Sub Tuban Timur (Korkam), Engkap Kapriadi, menyatakan jikalau patroli gabungan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir pencurian pohon yang terjadi di wilayah hutan KPH Tuban. Sedang tersangka pelaku sebanyak 8 orang tengah dalam pengejaran kepolisian.

Kepala Sekolah SMKN Jenu Diberhentikan Sepihak

Pemecatan Kepala Sekolah SMK Jenu Berimbas Unjuk Rasa Siswa, Tak Terima Kepala Sekolah Dipecat, Puluhan Siswa Aksi Demo. Tuban - Puluhan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban melakukan aksi unjukrasa di halaman SMKN 1 Tuban gara-gara tak terima dengan pemecatan terhadap kepala sekolah SMK Jenu tersebut lantaran dalam pemecatan tersebut terkesan sepihak tidak ada alasan yang kuat, Kamis (31/05/2012). Puluhan pelajar yang berseragam lengkap tersebut mendatangi gedung sekolahan SMKN 1 Tuban yang merupakan induk dari SMK Jenu, saat datang di halaman SMKN 1 mereka sejumlah pelajar melakukan orasi yang intinya meminta kejelasan atas pemecatan Kepala Sekolah mereka. "Kita ingin meminta kejelasan atas pemecatan Kepala sekolah kami, dengan pemecetan itu banyak guru-guru yang tidak konsekuen dalam mengajar, jadi ini bisa mengganggu aktifitas belajar mengajar, kita meminta secepatnya ada kejelasan terkait pemecatan Kepala Sekolah kami," teriak salah satu siswa saat melakukan orasi. Selain menuntut ada kejelasan terkait pemecatan terhadap Ni'am Huda yang sudah lama menjadi kepala sekolah SMK Jenu tersebut, puluhan pelajar tersebut juga meminta kejelasan dari pihak SMKN 1 Tuban atas adanya isu bahwa SMK Jenu akan di swastakan dan tidak ikut lagi pada SMKN 1 Tuban. "Kita tidak ingin dijadikan sebagai Sekolahan Swasta," ujar siswa yang lain. Setelah melakukan orasi di halaman SMKN 1 Tuban yang berada di Jalan Mastrip Kota Tuban tersebut, perwakilan dari puluhan pelajar yang melakukan aksi unjuk rasa yang merupakan dari pihak Yayasan yang mengelola SMK Jenu tersebut di temui oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Tuban yang dimediasi oleh petugas Kepolisian untuk melakukan dialog terkait permasalahan tersebut. Sementara itu menanggapi aksi tersebut Kepala Sekolah dari SMKN 1 Tuban menyerahkan sepenuhnya permasalahan tersebut kepada pihak Yayasan Mamba'il Futuh yang menaungi SMK Jenu. Sedangkan untuk adanya isu SMK Jenu akan dijadikan Swasta pihak SMKN 1 Tuban menyatakan bahwa itu tidak benar. Setelah perwakilan dari pihak seklohan SMK Jenu melakukan dialog dan pertemuan dengan pihak SMKN 1 Tuban, puluhan dari pelajar yang melakukan aski unjukrasa tersebut mereka kemudian membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke Sekolahan mereka. Ratusan Siswa SMKN I Jenu Demo di SMKN I Tuban. 31-05-Demo-SMKN-I-Jenu Ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Kecamatan Jenu, demo di SMKN I Tuban Jl. Mastrib Kecamatan Kota Tuban, menuntut kejelasan atas pemecatan oleh Kepala Sekolah mereka, Kamis (31/05/2012). Aksi tidak terima dari siswa ini mendapat pengawalan petugas kepolisian, mereka datang dengan menggunakan sepeda motor dan membeber sejumlah poster, dengan kondisi berseragam sekolah lengkap. Mereka langsung menyerukan tuntutan mereka kepada pihak SMKN I Tuban, dengan berorasi secara bergantian dan berteriak meminta kejelasan tuntutan mereka. lantaran SMKN I Jenu dibawah naungan Yayasan Manba’il Futuh, yang notabene merupakan anak cabang dari SMKN I Tuban. “Kita hanya meminta kejelasan dari pihak sekolah ini atas pemecatan sepihak Kepala Sekolah kami,” ucap salah satu siswa ketika di temui tanpa mau menyebutkan namanya. Selain isu pemecatan yang dituntut, mereka juga meminta kejelasan atas beredarnya isue perubahan Sekolah mereka dari legalitas Negeri menjadi Swasta, “Pokoknya kami ingin Sekolah kami tetap Negeri,” lanjut siswa yang lainya. Beberapa saat kemudian, perwakilan mereka ditemui Kepala Sekolah SMKN I Tuban, Gatot Sudjito dan perwakilan Yayasan Manba’il Futuh KH. Arifudin, serta dari Dinas Pendidikan dengan mediasi dari pihak Kepolisian setempat. “Yang melakukan pemberhentian dari pihak Yayasan, dan sudah memenuhi prosedur dan banyak pertimbangan yang dilakukan Yayasan atas pemberhentian itu,” ungkap Arifuddin. Sementara menanggapi permasalahan tersebut, pihak SMKN I Tuban juga mengatakan tidak ada niatan untuk merubah status Sekolah tersebut dari Negeri menjadi Swasta, “Mereka datang hanya mis komunikasi saja, SMKN I Jenu-kan semuanya diserahkan ke pihak Yayasan, jadi itu semua kembalinya kepada pihak Yayasan, sedangkan perubahan status itu semuanya tidak benar,” jawab Sudjito. Usai bertemu di Ruang Pertemuan SMKN I Tuban, kemudian Arifuddin memberikan penjelasan kepada para siswa SMKN I Jenu, yang datang secara serentak di SMKN I Tuban tersebut, bahwa beredarnya isu pengalihan legalitas Negeri menjadi Swasta itu tidak benar, “Bahwa kalian datang ke sini karena ada SMS yang isinya akan ada perubahan status dari Negeri akan menjadi Swasta sekali lagi saya tegaskan bahwa isue itu tidak benar, kalian semuanya jangan termakan hasutan yang tidak benar, saya harapkan kalian semuanya bisa kembali pulang karena banyak jam pelajaran yang kalian tinggalkan,” tegas Arifuddin. Para Siswa setelah mendapatkan pengarahan dari pihak Yayasan, kemudian membubarkan diri dan kembali pulang. Sedangkan ketika akan diwawancarai beberapa Wartawan, terjadi debat kusir antara pihak Yayasan dengan salah satu keluarga Ni’amul Huda selaku Kepala Sekolah SMKN I Jenu. “Sekali lagi semuanya sudah sesuai dengan prosedur Yayasan dan rapat internal, jadi tidak benar jika pihak Yayasan memecat secara sepihak,” tandas KH. Arifuddin. Sementara, Nasrul Haki, sopir bus SMKN I Jenu yang juga adik dari Ni’amul Huda membantah jika proses pemecatan yang dilakukan oleh Yayasan itu sudah sesuai prosedur, “Jelas yang di lakukan oleh Yayasan itu sepihak, karena mestinya rapat yang dilakukan harus ada pleno ataupun voting pemutusan, akan tatapi itu tidak dilakukan oleh Yayasan,” bantahnya. Dari Surat Keputusan Yayasan Pendidikan Manba’il Futuh (Yadikma) Kecamatan Jenu, bahwa Ni’amul Huda diangkat oleh yayasan menjadi kepala sekolah SMKN I Jenu, terhitung sejak tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2014, yang berarti masa jabatan Ni’amul Huda 5 Tahun periodik dengan nomor SK : YP.m./99/029/SK/VI/2009. Menyusul munculnya konflik tersebut, lantaran muncul SK nomor : YP.m./99/044/V/2012, yang isinya memutuskan, terhitung sejak tanggal 30 Mei 2012 menghentikan Ni’amul Huda sebagai Kepsek SMKN I Jenu di PP Manba’il Futuh secara hormat. Serta mencabut SK yayasan Manba’il Futuh Nomor : YP.m./99/029/SK/VI/2009. Sedangkan perjalan sekolah tersebut berdiri baru sekitar 3 tahun yang lalu.