SUGAR FM DALAM BERITA
Semen Gresik Masih Tutup Mulut Terkait Angka CSR di Wilayah Tuban.
Tuban – Semen Gresik Masih Tutup Mulut Terkait Angka
CSR di Wilayah Tuban. Puluhan warga Desa Gaji Kecamatan Kerek, kembali
berunjuk rasa di pintu utama PT. Semen Gresik, Desa Sumberarum Kecamatan
Kerek, Kamis (19/07/2012). Menuntut pihak PT. Semen Gresik untuk segera
melakukan dan membuat konsep penataan ekonomi yang berkelanjutan pasca
penambangan terutama Desa Gaji nantinya dan ketransparansian dana CSR
untuk wilayah Tuban.
Aksi yang dimulai sekitar jam 13.00 siang, mereka mengendarai
sepada motor dan mobil colt bak terbuka, sesampainya di depan Kantor
UTSG Desa Sumberarum Kecamatan Kerek, mereka turun jalan langsung menuju
pintu utama.
Dalam aksinya selain membentangkan sejumlah poster, mereka juga
membawa keranda mayat sebagai simbol matinya PT. Semen Gresik selama
ini. Sesampainya di depan pintu utama pabrik, lalu mereka melakukan
Sholat Ghoib dan berdoa, agar PTSG kena adzab karena dinilai sudah
melakukan perampasan hak terhadap warga sekitar pabrik, terutama di desa
mereka yang warga miskinnya masih tinggi.
“Keberadaan PTSG bertahun-tahun di wilayah Tuban hanya merampas hak-hak
kami, karena mestinya lahan yang kami jadikan sumber mata pencaharian
justru akan dikeruk oleh mereka,” lantang Rudi Hartono dalam aksinya.
Dalam tuntutannya mereka meminta pihak PT. Semen Gresik untuk segera
melakukan dan membuat konsep penataan ekonomi yang berkelanjutan pasca
penambangan terutama Desa Gaji nantinya. Serta jaminan kesejahteraan
pasca alih fungsi lahan tambang yang bakal tergusur. ”Semen Gresik harus
bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar
kita ini,” lantang Rudi yang pernah diamankan petugas Kepolisian dalam
aksi sebelumnya.
Usai melakukan Sholat Ghoib lalu mereka ditemui pihak Bina Lingkungan
PT. Semen Gresik, di hadapan manajemen mereka mencerca beberapa
pertanyaan terkait program CSR Semen Gresik yang tidak tepat sasaran,
serta jaminan yang akan diberikan kepada masyarakat pasca alih fungsi
tambang. ”Berapa sih alokasi dana CSR untuk wilayah Tuban sendiri dari
Semen Gresik? Dan di alokasikan kemana saja, koq sampai memunculkan
wilayah kami menjadi kantong kemiskinan tertinggi di Kecamatan Kerek
dan Merakurak?” cerca Rudi
Menanggapai pertanyaan para pendemo, Suntoro Kasi Bina Lingkungan PT.
Semen Gresik, hanya menjelaskan prosentasi dana CSR untuk ring I
pabrik, diantaranya 70% untuk Ring I, 20% untuk daerah Ring II dan 10%
untuk ring III, “Kewenangan kami hanya melaporkan rekapitulasi dan
berapa anggaran yang dikeluarkan hanya kepada Bappeda, silahkan mas-mas
minta data di sana”, jawab Suntoro kepada pendemo.
Hingga pertanyaan jumlah CSR ini di ulang beberapa kali, pihak Bina
Lingkungan selalu berkilah bahwa pendemo tidak berhak untuk
mempertanyakan berapa jumlah CSR yang di keluarkan. Dan terakhir
pertanyaan di ulang Rizky salah satu pendemo dengan pertanyaan yang
sama, “Sebenarnya kami hanya menginginkan ketransparasian saja, sesuai
dengan apa yang di sampaikan teman saya, terkait berapa jumlah CSR Semen
Gresik khusus untuk wilayah Tuban,” lantang Rizky kepada Bina
Lingkungan.
Begitu juga, masih menurut Rizky, terkait konsepsi untuk penataan
ekonomi berkelanjutan pasca tambang adanya sebuah ketransparansian,
“Tidak lebih yang kami inginkan, jadi semua ada ketransparansian, baik
yang sudah direaliasasikan ke desa yang sudah ditambang untuk sebagai
contoh Desa Kami nantinya,” lanjut Risky.
Sementara Bina Lingkungan dalam hal ini Suntoro, masih dalam jawaban
yang disampaikan sebelumnya, yakni kewenanganya bicara jumlah CSR hanya
kepada Bappeda bukan kepada para pendemo, “Meski sudah ada UU KIP, tapi
jangan diambil enaknya saja, ada beberapa dokumen yang masih menjadi hak
kami untuk tidak kami publikasikan”, lanjutnya.
Tak puas dengan jawaban dari pihak Manajemen perusahaan, mereka
kemudian membubarkan diri dengan tertib sekitar jam 16.00Wib sore.