Rabu, 21 November 2012

Jampersal VS Pelayanan Medis Penyebab Kematian Ibu Melahirkan Di Tuban.

SUGAR FM DALAM BERITAPhotobucket

Waspada, Trend Kematian Ibu Melahirkan di Tuban Terus Meningkat.


Persalinan.
Tuban – Selain penyebaran Human Immundientity Vyrus (HIV) yang terus meningkat, Kabupaten Tuban kini juga dicemaskan dengan terus meningkatnya angka kematian ibu melahirkan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Tuban mencatat, sebanyak 9 ibu melahirkan meninggal dunia pada 2008. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11 orang pada 2009, dan menjadi 14 orang pada 2010. Data itu terus meningkat pada 2011, jumlah kematian ibu melahirkan  meningkat menjadi 18 orang, dan tahun 2012 hingga bulan November, ditemukan 19 orang ibu meninggal dunia saat melahirkan.
“ Ini sudah masuk kategori lumayan tinggi. Rata-rata kematian ibu tertinggi yang ditetapkan hanya 12 per 100 ibu. Di Tuban saat ini sudah mencapai 19 kematian ibu,” jelas Syaiful Hadi, Kepala Dinkes Tuban, Selasa (20/11/2012).
Faktor penyebabnya, lanjut Syaiful Hadi, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan. Ini terbukti kasus kematian ibu melahirkan kebanyakan disebabkan kardiovaskular atau gangguan pembuluh darah sebagai penyakit penyertanya. Diakui faktor lain semisal layanan kesehatan menjadi bagian dari penyebab kematian ibu saat melahirkan.
“Tetapi, kasus kematian ibu melahirkan yang disebabkan faktor layanan kesehatan relatif  kecil,” terang Saiful Hadi.
Layanan kesehatan untuk ibu hamil dan melahirkan, lanjutnya, sudah lumayan memadai. Di setiap desa sudah ada bidan. Malah ada yang lebih dari satu. Puskesmas-puskesmas pembantu juga sudah didirikan hingga ke pelosok desa.
“Saya lebih melihat faktor kesadaran kesehatan lingkungan yang kurang sebagai penyebab utamanya,” kata Syaiful Hadi.
Ketua Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Istianah, sepakat jika faktor rendahnya kesadaran kesehatan lingkungan menjadi sebab tingginya kematian ibu melahirkan tersebut. Namun Istiana lebih melihat faktor kesadaran tersebut dipengaruhi rendahnya  tingkat pendidikan kebanyakan ibu-ibu di Tuban. Terbukti ibu melahirkan yang mengalami kematian tersebut sebagian besar dari masyarakat kalangan bawah yang berpendidikan dan berekonomi rendah.
“ Harusnya angka kematian ibu melahirkan bisa ditekan kalau saja pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan bagus,” jelas Istiana.
Dikatakan, petugas medis di Rumah Sakit masih banyak yang kurang respek terhadap ibu hamil dan melahirkan dari masyarakat ekonomi rendah. Meski Pemerintah telah memberlakukan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) bagi ibu-ibu melahirkan dari kalangan keluarga miskin. Namun, hal itu  tidak banyak memberi pengaruh. Kenyataannya ibu melahirkan dari keluarga miskin masih mendominasi angka kematian ibu melahirkan disebabkan faktor penanganan akibat tidak tersedianya biaya cukup.
“Diharapkan Dinkes bisa membenahi kinerja pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun puskesmas dan tenaga persalinan di desa-desa sehingga trend kematian ibu melahirkan tidak semakin naik,” saran Istiana.
Di Indonesia sendiri, menurut laporan Kementrian Kesehatan, sebanyak 15 ribu orang perempuan meninggal dunia saat persalinan tahun 2011 lalu. Tahun ini angka tersebut bakal mencapai 17 ribu orang hingga Desember nanti. Sebab sampai bulan ini saja, sudah tercatat lebih dari 16 ribu ibu melahirkan meninggal dunia di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kebersamaannya disini.