Jumat, 23 November 2012

Pawang Hujan Saat Konser Wali Band di Alun-alun Tuban.

SUGAR FM DALAM BERITAPhotobucket

Sesaji Pawang Hujan Konser Band Wali di Bumi Wali.

21-11 pawang hujan di konser band wali
TUBAN - Konser musik Grup Band Wali di Bumi Wali dalam acara hari jadi Tuban ke 719 yang dihelat di tengah alun-alun Tuban, dihadiri ribuan masyarakat pada musim hujan saat ini menyisakan cerita lain akan keberadaan pawang hujan, dengan menggunakan media cabe yang ditancapkan di pagar keliling pembatas pertunjukan.
Acara yang dimulai dengan penampilan band-band lokal Memo dan Wong lawas yang membawakan beberapa buah lagu sebagai band pembuka sebelum Wali, grup band papan atas dari Ibukota tampil. “Ini bentuk apresiasi lokal dalam bermusik,“ kata Pipit W, salah satu dedengkot pemusik Tuban yang malam itu penabuh drum Band Memo.
Sebelum acara dimulai memang langit Tuban nampak mendung, bahkan sempat gerimis yang sempat membuat cemas para panitia, musisi dan para undangan VIP, dimana pada bulan mulai sering turun hujan. Namun lautan manusia yang memadati tempat konser di alun-alun Tuban tetap antusias seolah tidak mengiraukan cuaca itu dan yang ada dibenak mereka hanya ingin melihat penampilan Band Wali, yang dikenal dengan lagu-lagu religi, yang banyak digandrungi oleh masyarakat Tuban dari ABG sampai orang dewasa.
Dalam sambutan pembukaan Bupati Tuban yang menyempatkan hadir pada malam konser diikuti wakil bupati beserta para pejabat lainnya, Ia mengatakan, “Dengan Agama hidup jadi mudah, dan dengan seni hidup jadi indah,“ cuplikan sambutan Bupati singkat, disambut tepuk tangan meriah para penonton.
“Sengaja kita datangkan Band Wali, biar sesuai dengan sebutan nama Tuban bumi Wali,“ ujar Bupati yang juga seorang Kiai tersebut.
Acara konser Band Wali yang malam itu digelar dibawah bergelayutnya mendung di langit yang tak jatuhkan air hujan setitikpun, sangat berasa ada kekuatan tak terlihat yang sengaja menahan fenomena itu, bukan akan meminjam kekuasaan-Nya, namun itu yang terjad,i orang menyebutnya ‘tolak hujan’ oleh pawang hujan.
Merasakan ada sesuatu yang ganjil, kami melakukan penyusuran di seputaran tempat konser untuk mendapatkan jejak dan petunjuk yang biasanya dipasang untuk permintaan agar tidak turun hujan. Tak berlangsung lama tiba-tiba mendapati barang yang tak lazim ada ditempat konser di sebelah sudut timur laut pada pagar besi pembatas keamanan terdapat buah cabe merah diikat kawat menghadap keatas, kata pakde pedagan kacang tanah asal plumpang yang berjualan di belakang panggung, “Cabe yang tertancap di atas paving/tanah itu sesaji pawang hujan,” ujarnya. sepintas memang tidak terlihat tetapi jika diperhatikan dengan seksama akan nampak . tidak hanya berhenti disitu penelusuran dilanjutkan ke sekeliling panggung namun hanya didapati jejak yang tidak utuh lagi karena desakan penonton yang melimpah.
Band religi Wali membawakan 12 lagu secara maraton, namun saat pada kumandang lagu “Aku bukan Bang Toyib,” dan “Yang” penonton mendadak beringas dan terjadi keributan antar penonton yang meluas sampai pihak keamanan kuwalahan. Atas kejadian tersebut sempat Bupati Huda berdiri dari tempat duduknya Mendekat ke penonton untuk beri perhatian degan sikap tenangnya, tanpa memberi intruksi dengan kata kata, hanya memandangi ke arah masa penonton yang semburat ricuh. Tak ketinggalan salah satu gitaris Band Wali Apoy juga sempat menaruh gitar dan mengambil microphon untuk menyerukan agar penonton tertip.
Disela melantunkan lagu vokalis Band Wali biasa dipanggil faank sempat mengajak dialog penonton dengan menyebut “Tuban Bumi Wali“ namun penonton berteriak serempak malah menjawab “Tuban Bumi Ronggolawe…………!“ Bergemuruh sambil mengacungkan jari tangan.
Acara berakhir sekitar pukul 22.30 WIB dan tidak turun air hujan setetespun malah air dari mobil pemadam yang mengguyurkan air kepada para fan Band Wali dari berbagai kota sekitar Tuban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kebersamaannya disini.