Selasa, 18 September 2012

Bekti Sudra Kusuma Menyorot Ketenaga Kerjaan Tuban.

SUGAR FM DALAM BERITA

Dinsosnaker Tuban Upayakan Naker Lokal Tetap Dapat Prioritas.

TUBAN, sosialnews.com – Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Pemkab Tuban berjanji tetap akan berusaha menekan investor agar memprioritaskan tenaga kerja (Naker) lokal. Kepala Dinsosnaker, Nurjanah, menyampaikan hal itu saat ditemui sosialnews.com di ruang kerjanya, Senin (17/9). Menurut Nurjanah, berapapun besarnya investasi yang masuk, tak akan memberi manfaat apabila naker-naker lokal tetap tersisih dalam bursa tenaga kerja. “Saatnya kita jadi tuan rumah di daerah sendiri,” tegas Nurjanah.
Nurjanah menilai, pemodal-pemodal yang berinvestasi di Tuban telah menunjukkan komitmentnya dalam memanfaatkan naker lokal. Aturannya, kata Nurjanah, komposisi tenaga kerja di tiap-tiap perusahaan minimal 40 % diisi naker lokal. Prosentase itu diharapkan bertambah di tahun-tahun selanjutnya, sehingga kehadiran investasi benar-benar memberi peluang terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. “Kita sadar saat ini faktor SDM lokal masih menjadi kendala. Karena itu kami berupaya keras meningkatkannya melalui berbagai program pelatihan,” kata Nurjanah.
Selain pelatihan yang diselenggarakan pihak Dinsosnaker sendiri, lanjut Nurjanah, pihaknya juga menghimbau perusahaan-perusahaan melalui Corporate Social Responcibility (CSR)-nya juga turut menyelenggarakan program-program pelatihan untuk meningkatkan SDM di sekitarnya, sehingga bisa memberi kontribusi positif pada ketersediaan tenaga kerja yang tentu akan lebih memudahkan perusahaan. “Kalau tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan sudah tersedia di sekitarnya, kan enak, perusahaan tidak usah pusing-pusing melakukan perekrutan dan bisa menekan biaya operasional. Bagaimanapun orang lokal lebih sedikit ongkos hidupnya dibanding naker yang datang dari daerah lain,” jelas Nurjanah.
Saat ini menurut catatan Dinsosnaker, terdapat sekitar 25 ribu tenaga kerja di Tuban. Jumlah ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 30 ribu orang. Dari jumlah tersebut, 4.464 naker telah mendapat penempatan kerja. “Jumlah ini termasuk 29 orang yang bekerja di Luar Negeri,” kata Harsono Tri Asworo, Kepala Seksi (Kasi) Penempatan Naker Dinsosnaker Tuban.
Komisi C DPRD Tuban berpandangan sama. Nurlina, anggota Komisi C mengatakan, pihaknya akan terus malakukan tekanan terhadap perusahaan-perusahaan agar memanfaatkan naker lokal. Namun bagi Nurlina, tak perlu menunggu siapnya SDM karena menurutnya SDM yang tersedia sudah cukup untuk melayani kebutuhan industri. Menurut Nurlina, faktor utama tidak terakomodir-nya naker lokal lantaran sistem yang berlaku masih belum sepenuhnya berpihak pada naker lokal. “Perusahaan-perusahaan itu kan punya rekanan. Lha rekanannya itu semua sudah punya tenaga kerja sendiri. Makanya kami juga mendesak agar investor lebih baik menggunakan rekanan lokal saja, sehingga tenaga kerja lokal pun banyak terserap,” kata Nurlina.
Bagaimana menurut masyarakat lokal sendiri ? Sejumlah warga di sekitaran kawasan Ring I PT Semen Gresik (PT SG) dan sejumlah perusahaan lainnya mengaku pesimis upaya tersebut membuahkan hasil positif. Gatot, warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, malah menganggap semua itu tak lebih dari mimpi semata yang diberikan untuk meredam gejolak massa. Ia menunjuk bukti, saat perekrutan naker dilaksanakan, dari 80 naker yang masuk, hanya 4 orang yang tecatat sebagai warga setempat. Padahal, kata Gatot, pihak PT SG sudah berulang kali berjanji akan memberi jatah lebih banyak pada warga setempat. (Bekti Sudra Kusuma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kebersamaannya disini.