Minggu, 16 September 2012

FILM "INNOCENCE OF MUSLIMS" Menuai Protes Umat ISLAM Seluruh Dunia.

SUGAR FM DALAM BERITA

Film Innocence of Muslims

Ini Dia Film AS Innocence of Muslims yang Lecehkan Nabi Muhammad.

Trailer film Innocence of Muslims (Foto: Ist)
Trailer film Innocence of Muslims 
Film tersebut berjudul  "Innocence of Muslims".
SU94R FM RadioNet.com - Sebuah film yang kontroversial telah merenggut nyawa para pejabat dipomatik AS di Libya. Sebenarnya, seperti apakah film yang memicu amarah kaum muslim Libya dan Kairo tersebut? Berikut ini penelurusan Kami atas film tersebut dengan mengacu pada berbagai sumber yang ada.

Film berdurasi dua jam itu menghina serta melecehkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Dalam film, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang penipu. Ia juga ditampilkan sebagai seorang pria hidung belang yang lemah. Muhammad juga digambarkan telah menyetujui adanya pelecehan seksual terhadap anak.

Sam Bacile selaku pembuat film memilih para aktor dan aktris amatir. Dalam film itu, Sam melibatkan 59 aktor dan 45 orang kru. Film  ini dikabarkan dibuat saat musim panas 2011.

Film dengan anggaran rendah berjudul "Innocence of Muslims" ini telah diposting di internet dan saluran satelit swasta. Film yang menampilkan seorang aktor yang memiliki aksen Amerika itu menggambarkan Muslim sebagai kelompok yang tidak bermoral dan mengedepankan kekerasan.

Film ini mengolok Nabi Muhammad dan menyentuh tema pedofilia dan homoseksualitas sambil menunjukkan dirinya tidur dengan wanita, berbicara tentang pembunuhan anak-anak dan menyebut keledai sebagai binatang muslim pertama. Film ini diproduksi oleh tokoh Israel-Amerika bernama Sam Bacile.

Menurut Wall Street Journal, beberapa orang Koptik Mesir yang tinggal di AS  juga terlibat dalam produksi film ini.

Film ini sedang dipromosikan oleh pendeta kontroversial asal Florida pendeta Terry Jones. Seperti diketahui, pendeta ini pernah menuai protes untuk aksinya membakar Al-Quran dan menentang pembangunan sebuah masjid di dekat Ground Zero di New York.

Kisah di Balik Film Innocence of Muslims.

Kisah di Balik Film Innocence of Muslims
YOUTUBE
Film Innocence of Muslims yang dianggap menghina Nabi Muhammad dan memancing reaksi keras di sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika. 
SU94R FM RadioNet.com - DI tengah kecaman dan protes keras yang melanda Timur Tengah, para pemain dan kru film Innocence of Muslims menyebut diri mereka sebagai korban eksploitasi. Mereka marah, karena merasa ditipu ketika mengetahui film itu digunakan sebagai propaganda anti Islam.
Mereka juga mengungkapkan, bahwa dialog film amatir itu telah di-dubbing tanpa sepengetahuan mereka. "Seluruh aktor dan kru film ini sangat kecewa, dan merasa telah dimanfaatkan produser," begitu pernyataan bersama para aktor dan kru film Innocence of Muslims seperti dikutip CNN dan dilansir AFP, Kamis (13/9/2012).
"Kami 100 persen tidak mendukung film ini dan kami sama sekali telah dibohongi tentang maksud dan tujuan film ini. Kami sangat terkejut ketika mengetahui bahwa naskahnya ditulis ulang secara drastis," tegas mereka.
                  Lihat Juga: HTI: FilmInnocence of Muslims” Melecehkan
Aktris Cindy Lee yang berperan sebagai wanita yang anak perempuannya dinikahi Nabi Muhammad, mengaku dirinya sama sekali tak mengetahui jika film itu merupakan propaganda anti Islam. Menurut Cindy, seluruh dialog dalam film di dubbing tanpa sepengetahuan mereka setelah syuting.
"Film itu didasarkan kejadian sekitar 2.000 tahun lalu. Sama sekali tak menyinggung satu hal pun tentang Nabi Muhammad atau umat Islam," tutur Cindy kepada situs Gawker.
Naskah film yang disodorkan padanya berjudul Desert Warriors.
Ia meyakinkan dialog dalam film telah di-dubbing. Dalam potongan adegan berdurasi 14 menit yang diunggah ke internet, banyak kata kata kasar yang dimasukkan di sela kalimat.
Film ini pernah ditayangkan bioskop di Hollywood, AS sekitar tiga bulan lalu. Setelah itu menghilang tanpa jejak. Hingga akhirnya muncul versi Bahasa Arab yang dirilis pekan lalu, dan cuplikannya ditayangkan televisi Mesir yang kemudian memantik protes di berbagai negara.
Bersamaan itu, keberadaan pria yang disebut sebut sebagai sutradara film, Sam Bacile, misterius. Dalam artikel Wall Street Journal, Bacile yang mengaku dirinya warga negara Amerika keturunan Israel dan mendapatkan sumbangan dari para penganut Yahudi untuk membiayai film kontroversial itu.
Hingga kemarin keberadaan Bacile misterius. Kecurigaan identitas Bacile menyeruak, manakala konsultan film AS, Steve Klein menyebut Bacile hanya nama samaran. Tak ada yang mengetahui secara pasti identitas sutradara itu.
Film “Innocence of Muslims” Melecehkan

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai film “Innocence of Muslims” adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang barat untuk ke sekian kalinya.
"Penghinaan ini menunjukkan kebencian mereka terhadap Nabi Muhammad dan Islam," tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, dalam keterangan tertulis di laman HTI, Jumat (14/9/2012).
Menurut Ismail, selalu saja orang-orang Barat itu berdalih, pembuatan dan pemuatan film yang menghina itu merupakan bagian dari kebebasan berkreasi.
"Tapi faktanya, ini adalah kebebasan untuk melakukan apapun termasuk mendeskreditkan, menghina, dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW," ujar Ismail.
Menurutnya, paham kebebasan semacam ini pada faktanya sangatlah subyektif, artinya hanya berlaku untuk mereka. Ketika di Perancis muslimah dilarang mengenakan jilbab, ”kebebasan” yang mereka dengungkan itu tidak lagi terdengar.
"Mengapa mereka boleh bebas menghina Nabi, sementara muslimah di Perancis tidak boleh bebas berjilbab?" ujar Ismail.
Ditegaskan ketika umat Islam lantang menyerukan penerapan syariah Islam sebagai pengganti Kapitalisme yang memang sudah bobrok, mereka menudingnya garis keras dan radikal.
"Mengapa mereka bebas berekspresi, sedang umat Islam tidak boleh memilih syariah untuk negeri mereka sendiri?" ujarnya.
Ismail mengatakan HTI mengutuk pembuatan dan penyebarluasan film yang sangat menghina kehormatan Rasulullah SAW itu.
"Juga mengutuk pemerintah AS yang membiarkan begitu saja film ini dibuat dan disebarluaskan kepada khalayak, sebagai perbuatan biadab yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Rasulullah SAW, yang hidupnya dihabiskan untuk menyebarluaskan risalah Islam, menunjuki manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang tauhid, adalah sosok yang mulia, dimana kemuliaannya itu dimuliakan oleh lebih dari 1,5 milyar umat Islam di seluruh dunia. Karena itu, kehormatannya wajib untuk dilindungi dan dibela oleh seluruh umat Islam dengan segala kekuatan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya film berjudul “Innocence of Muslims” mengundang protes di berbagai belahan dunia. Dalam film berdurasi dua jam itu Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak (pedofil).
Sam Bacile (56), pembuat film itu, melibatkan 59 aktor dan 45 orang kru. Menurut AP (12/9), Sam adalah warga California, Amerika Serikat (AS) keturunan Yahudi Israel. Dengan bantuan dari 100 donatur Yahudi, Sam berhasil mengumpulkan dana lima juta dolar AS untuk pembuatan “Innocence of Muslims”. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja membuat film itu. Menurutnya, dengan film ini, kelemahan Islam dapat diekspos ke seluruh dunia.

Film Ini Satukan Sunni dan Syiah.

Film Ini Satukan Sunni dan Syiah
Warga Mesir melakukan protes di luar Kedubes AS terkait film anti-Islam.
Ulama Sunni dan Syiah bersatu mengutuk film kontroversial "Innocence of Muslims". Mereka akan menggelar aksi protes bersama selepas shalat Jumat.
Ketua Dewan Agama Bahrain, Sayed Majeed Al-Mishal mengatakan film tersebut secara terang-terangan menghina Nabi Muhammad SAW. Karena itu, umat Islam harus menyatakan sikapnya.
"Jelas, kami sangat marah," kata dia seperti dikutip gulfnews.com, Jumat (14/9).
Terkait kerjasama Sunni dan Syiah, Sayed berharap kelompok Sunni dan Syiah dapat terus bekerja sama guna melindungi Islam dari penghinaan dan pelecehan.
"Ada perbedaan, tapi kewajiban kita sama," kata dia.
Sementara itu, mantan anggota parlemen Bahrain dan aktivis pro-Palestina Nasser Al Fadhala mengatakan para ulama Sunni telah sepakat untuk menggelar aksi unjuk rasa serentak di seluruh negeri selepas shalat Jumat.
Para khatib juga berencana untuk memberikan ceramah soal masalah itu. Al Fadhala mengatakan film ini memang sengaja dibuat untuk menciptakan permusuhan.
Sudah jelas, ada upaya menjauhkan umat Islam dari Nabi Muhammad SAW. "Yang pasti itu tidak akan berhasil," papar dia.

Demo di Kedubes AS Tewaskan Demonstran Mesir, 53 Polisi Terluka.

aksi demo di Benghazi (AFP)
Kairo, Aksi demo di luar Kedubes Amerika Serikat di Kairo, Mesir menelan korban jiwa. Seorang demonstran tewas saat terjadi bentrokan antara massa demonstran dan aparat polisi.

Sebanyak 53 polisi juga terluka dalam insiden yang terjadi Jumat, 14 September waktu setempat itu. Unjuk rasa tersebut masih berkaitan dengan kemarahan warga atas film anti-Islam "Innocence of Muslims" yang dibuat di AS.

Kantor berita resmi Mesir, Mena seperti dilansir AFP, Sabtu (15/9/2012 memberitakan, korban tewas diidentifikasi sebagai Ismail Rashad Ahmed. Pria berumur 35 tahun itu dibawa ke rumah sakit lokal oleh seorang temannya, yang mengatakan bahwa dia terkena tembakan saat mereka ikut berdemo.

Menurut sumber-sumber keamanan, 53 polisi mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan 7 polisi di antaranya menderita luka-luka tembakan.

Aksi protes massal terhadap Kedubes AS bermula pada Selasa, 11 September lalu ketika ribuan orang menyerbu Kedubes AS. Sejumlah demonstran bahkan menurunkan dan membakar bendera AS dan menggantinya dengan bendera hitam bertuliskan huruf Arab.

Selain di Mesir, aksi-aksi serupa juga terjadi di negara-negara muslim lainnya seperti Libya, Maroko, Tunisia, Yaman, Iran, Bahrain. Bahkan di Libya, aksi demo tersebut menewaskan Dubes AS Christopher Stevens dan tiga pejabat AS lainnya. Mereka tewas usai serangan roket dan tembakan yang dilancarkan kelompok bersenjata ke gedung konsulat AS di Benghazi pada Selasa, 11 September lalu.

Vatikan Kecam Provokasi Anti-Muslim di Film Innocence of Muslims

Johannes Sutanto de Britto
Federico Lombardi
Federico Lombardi.
Penghormatan mendalam bagi keyakinan, teks dan simbol dari berbagai agama merupakan prasyarat penting untuk hidup berdampingan secara damai masyarakat.
VATIKAN CITY,  - Vatikan mengutuk "provokasi anti-Muslim" dan "kekerasan yang tidak dapat diterima" yang bermula dari pembuatan film berjudul "Innocence Muslim" dan mengakibatkan penyerangan kantor diplomatik AS di Libya dan Mesir serta mengakibatkan tewasnya para pejabat diplomatik AS.

Juru bicara Vatikan Federico Lombardi dalam satu pernyataan pada Rabu ini sangat menyayangkan adanya provokasi yang tidak bertanggungjawab atas pembuatan film yang menyinggung umat Islam tersebut. Seperti diberitakan  sebelumnya, film tersebut sangat melecehkan umat Islam dan Nabi Muhammad.

"Reaksi yang berlebihan kadang diakhiri dengan ketragisan yang pada gilirannya akan terpeliharanya ketegangan dan kebencian. Tapi pada dasarnya, kekerasan tidak dapat diterima," tegasnya.

"Penghormatan mendalam bagi keyakinan, teks dan simbol dari berbagai agama merupakan prasyarat penting untuk hidup berdampingan secara damai masyarakat," tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Lombardi juga menyebut bahwa dalam kunjungan tiga hari Paus Benediktus XVI ke Lebanon mulai Jumat mendatang akan disampaikan pesan damai untuk seluruh umat beragama.

Kehadiran film kontroversial "Innocence of Muslim" telah mengundang kemarahan umat Muslim di Libya dan Kairo. Umat Muslim di kedua negara tersebut menyerang kontor diplomatik AS di Kairo dan Libya. Akibatnya, 4 pejabat kedutaan termasuk Duta Besar John Christopher Stevens dinyatakan tewas dalam serangan ini.

Ulama India Serukan Warga Amerika Segera Pergi dari Kashmir.

Unjuk rasa pecah di kawasan Timur Tengah & Afrika Utara (AFP).
New Delhi, Ulama Islam paling senior di Kahsmir, India, meminta seluruh warga negara Amerika Serikat (AS) untuk segera meninggalkan wilayah tersebut. Hal ini masih berkaitan dengan film amatir 'Innocence of Muslims' yang telah merendahkan Islam dan Nabi Muhammad.

"Warga AS yang berkunjung ke Kashmir harus segera meninggalkan wilayah ini sebagai wujud sentimen umat muslim yang terluka oleh film tersebut," ujar Imam Besar Jammu dan Kashmir, Bashiruddin Ahmad, seperti dilansir AFP, Jumat (14/9/2012).

"Setiap orang mengakui kebesaran Muhammad dan setiap upaya untuk merendahkan-Nya tidak akan bisa ditolerir," imbuhnya.

Sementara itu, unjuk rasa anti-Amerika juga dilaporkan terjadi di India. Ratusan pengacara di Srinagar, Kashmir, menggelar demo dengan meneriakkan slogan-slogan anti-AS.

"Sekitar 700 orang dari kami tidak bekerja hari ini untuk memprotes film yang telah menghujat agama ini. Kami ingin mencegah orang-orang untuk membuat film semacam itu dan kami mendesak pemerintah AS untuk melarang film tersebut dan mengadili sang sutradara dengan hukum yang berkaitan dengan penghasutan orang lain," tutur mantan Presiden Asosiasi Pengacara Pengadilan Tinggi Jammu dan Kashmir, Zaffar Shah.

Aksi demo damai ini digelar sejak Kamis (13/9) waktu setempat. Polisi tetap mengawal jalannya aksi protes demi mengantisipasi semakin meluasnya unjuk rasa dan berujung bentrokan, terutama pasca salat Jumat.

Diketahui bahwa sekitar 150 juta penduduk India menganut Islam. Penduduk muslim umumnya mendominasi wilayah Kashmir, yang terletak di wilayah Himalaya tepatnya di perbatasan India dan Pakistan.

Film 'Innocence of Muslims' memicu sejumlah unjuk rasa di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Kantor-kantor kedubes AS di Mesir, Libya, Yaman, Iran dan Tunisia diserbu demonstran bahkan hingga memakan korban jiwa. Duta Besar AS di Libya, Christopher Stevens, beserta 3 staf diplomatiknya tewas akibat serbuan demonstran di Benghazi, Libya. Sedangkan 4 demonstran di Yaman tewas terkena tembakan aparat polisi yang berusaha membubarkan massa.

Film amatir tersebut telah merendahkan Islam dan Nabi Muhammad karena isinya menggambarkan kehidupan umat muslim sebagai manusia tidak bermoral dan sarat kekerasan. Film tersebut juga menyinggung Nabi Muhammad dan dibumbui dengan tema pedofilia dan homoseksualitas, yang memperlihatkan Nabi Muhammad tidur dengan banyak wanita.

Protes Film Innocence of Muslims, Dubes AS Tewas             


Benghazi: Rentetan aksi protes terhadap film berjudul "Innocence of Muslims" yang dianggap menghujat Nabi Muhammad, terus berlangsung di sejumlah negara, seperti Libya, Mesir, dan Tunisia. Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya dan sejumlah Staf Konsulat Amerika Serikat tewas dalam serangan di Libya, terkait protes film ini.

Inilah film berjudul "Innocence of Muslims" karya sutradara Sam Bacile, yang memicu protes besar di Libya, Mesir, Tunisia, dan sejumlah negara lain. Penggambaran Nabi Muhammad dalam film yang terkesan amatir ini, sangat bertolak belakang dengan keyakinan umat Islam.

Berbagai aksi protes terhadap film "Innocence of Muslims" pun bermunculan. Protes antara lain pecah di Benghazi, Libya. Gedung Kedutaan Amerika Serikat diserang Selasa malam. Duta Besar Amerika Serikat Chris Stevens tewas ketika bersama tiga staf kedutaan berada di konsulat dalam upaya evakuasi. Gedung mereka ditembaki dan dibakar. Dubes Chris Stevens tewas karena terlalu banyak menghirup asap.

Protes dan kerusuhan juga terjadi di Kairo, Mesir. Ribuan pengunjuk rasa memanjat tembok pagar kompleks kedutaan dan merobek bendera Amerika Serikat dan menggantinya dengan bendera Hitam. Pada Kamis pagi, bentrok pengunjuk rasa dengan polisi masih terjadi di Kedutaan Amerika Serikat yang dijaga ketat polisi anti-huru hara Mesir.

Protes serupa juga meluas hingga Tunisia. Situasi yang memanas membuat Kedutaan Amerika Serikat di Asia termasuk Indonesia dijaga ketat. Presiden Barack Obama yang didampingi Menlu AS, Hillary Clinton dalam siaran pers di Gedung Putih, Washinton DC, menyampaikan rasa bela sungkawa atas tewasnya Christopher Stevens dan tiga orang lainya.

Selain itu, orang nomor satu Amerika itu, menginstruksikan sejumlah pihak yang terkait untuk bersama-sama melakukan investigasi dan penangkapan para pelaku penyerangan. 

Iran Sebut "Innocence of Muslims" Menjijikkan

Johannes Sutanto de Britto
Ramin Mehmanparast
Ramin Mehmanparast.
Iran akan mengadakan unjuk rasa di depan Kedutaan Swiss pada Kamis ini.
TEHERAN, - Iran tidak tinggal diam dengan kemunculan film "Innocence of Muslims". Mereka mengutuk film yang menghina Islam dan melecehkan Nabi Muhammad serta memicu protes mematikan di Libya. Protes mematikan itu menewaskan duta besar dan 3 staf kedutaan.

Pada Kamis ini media Iran mengabarkan bahwa protes anti AS atas film tersebut berlangsung di Teheran.

Sebuah pernyataan kementerian luar negeri Iran mengecam film produksi amatiran yang dibuat di Amerika Serikat tersebut sebagai film yang "menjijikkan".

Semua media Iran, termasuk kantor berita ISNA, Fars dan Mehr melaporkan bahwa protes atas film akan berlangsung di Teheran pada Kamis sekitar pukul 12.00 waktu setempat di depan Kedutaan Besar Swiss yang menjadi tuan rumah bagian kepentingan AS .

Kantor berita menyebutkan bahwa demonstrasi itu digalang oleh Masyarakat Mahasiswa Islam yaitu sebuah kelompok garis keras yang aktif di universitas-universitas Iran dan di masa lalu biasa menggelar aksi anti-Barat.

"Para anggota masyarakat ini bersama dengan siswa lain akan mengadakan unjuk rasa di depan Kedutaan Swiss yang kini memegang bagian kepentingan AS. Mereka akan memprotes dan mengutuk penghinaan Amerika pada tokoh-tokoh suci umat Islam. Kami meminta semua orang Iran untuk mengambil bagian dalam pertemuan ini," kutip Fars mengacu pada pernyataan Sekjen Abolfazl Chamandi.

Karena media asing dilarang meliput protes-protes di Iran, kemungkinan besar akan sulit diverifikasi berapa banyak orang menghadiri dan apa saja tidakan mereka.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran yang dikeluarkan oleh juru bicara Ramin Mehmanparast menegaskan, "Republik Islam Iran mengecam keras penghinaan terhadap kesucian Islam dan bersimpati dengan perasaan terluka dari Umat Islam (masyarakat)."

Film yang diprotes menyebut Islam sebagai "kanker" dan menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang penipu. Ia juga ditampilkan sebagai seorang pria hidung belang yang lemah. Muhammad juga digambarkan telah menyetujui adanya pelecehan seksual terhadap anak.

Ini Dia Tokoh Kunci di Balik Film "Innocence of Muslims".

Trailer film Innocence of Muslims (Foto: Ist)
Trailer film Innocence of Muslims 
Nakoula Basseley Nakoula (55) adalah tokoh kunci di balik film "Innocence of Muslims".
WASHINGTON, - Biro Investigasi Federal AS (FBI) telah mengidentifikasi seorang pelaku di Selatan California yang diduga menjadi tokoh kunci di balik film "Innocence Of Muslims" yang sempat menggemparkan dunia hari-hari terakhir ini. Sosok ini diyakini memegang kendali atas keuangan pembuatan film dan memiliki kontak langsung dengan sang sutradara yang hingga kini masih misterius karena menggunakan nama samaran Sam Bacile.

Pejabat itu menegaskan bahwa pria bernama Nakoula Basseley Nakoula (55) adalah tokoh kunci di balik film "Innocence of Muslims", sebuah film yang menghina Islam dan Nabi Muhammad serta memicu protes di Mesir dan Libya dan yang paling baru di Yaman.

Meski menjadi tokoh kunci, pejabat itu tidak menjelaskan apakah Nakoula menjadi tersangka investigasi kriminal atau hanya titik masuk untuk penyelidikan yang lebih luas. Jaksa Agung Eric Holder menegaskan Departemen Kehakiman justru masih sibuk dengan upaya penyelidikan kematian dubes AS dan tiga stafnya di Libya.

Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu karena tidak berwenang untuk membahas investigasi yang sedang berlangsung menegaskan bahwa Nakoula memiliki hubungan langsung dengan sosok Sam Bacile.

Seperti diberitakan  sebelumnya, seorang pria yang awalnya mengaku penulis dan sutradara film yaitu Sam Bacile ternyata hanyalah nama palsu atau nama samaran.

Marak Aksi Protes, Uni Eropa Desak Pemimpin Muslim Serukan Perdamaian.     

Demo di luar Kedubes AS di London .
Paris, Uni Eropa mendesak para pemimpin di negara-negara muslim untuk segera menyerukan perdamaian dan pengendalian diri di tengah berbagai aksi protes menentang film "Innocence of Muslims".

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengeluarkan imbauan tersebut setelah para demonstran yang marah menyerbu kedutaan-kedutaan AS, Inggris dan Jerman di Sudan pada Jumat, 14 September waktu setempat.

Dalam insiden tersebut, dua demonstran tewas. Saat itu ribuan demonstran Sudan menyerbu kedutaan-kedutaan Inggris, Jerman dan AS.

Aparat polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan sekitar 5 ribu demonstran yang menyerbu kedutaan-kedutaan tersebut. Dalam aksi ini, kebakaran bahkan sempat terjadi di kedutaan Jerman.

"Saya mengecam sekeras-kerasnya serangan-serangan terhadap misi-misi diplomatik di beberapa negara," kata Ashton dalan statemennya. "Saya mengecam mereka yang menggunakan agama untuk membakar ekstremisme," tegasnya.

"Saya meminta otoritas nasional di semua negara bersangkutan untuk segera memastikan keamanan misi-misi diplomatik dan melindungi staf diplomatik," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso juga mengecam serangan tersebut sebagai "tak bisa diterima dan bertentangan dengan aturan dunia yang beradab".

Obama Harus Minta Maaf pada Umat Muslim atas 'Innocence of Muslims'.

Teheran, Film kontroversial "Innocence of Muslims" dibuat di Amerika Serikat. Karena itulah, Presiden AS Barack Obama harus meminta maaf pada seluruh umat Muslim di dunia.

"Presiden AS Barack Obama harus minta maaf pada seluruh Muslim dunia dan mencegah distribusi film ofensif ini dengan mengeluarkan perintah segera," tegas anggota senior parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi seperti diberitakan Press TV, Kamis (13/9/2012).

Mengenai aksi-aksi protes atas film tersebut di sejumlah negara, Boroujerdi mengatakan reaksi warga di negara-negara Muslim menunjukkan bahwa kebijakan Barat untuk melemahkan keyakinan agama di negara-negara Muslim telah gagal.

"Hari ini gelombang Kebangkitan Islam telah dimulai di dunia dan mereka yang berada di AS, yang mencoba memadamkan api yang berkobar dari kebangkitan ini dengan plot-plot seperti memproduksi film-film ini adalah keliru," tegas Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majlis (Parlemen) Iran tersebut.

Seperti dilansir AFP, Kamis (13/9/2012), film "Innocence of Muslims" mengisahkan tentang kehidupan Nabi Muhammad yang parahnya, dibumbui dengan tema pedofil dan homoseksualitas. Sejumlah adegan dalam film yang aslinya berdurasi 2 jam ini telah diunggah ke internet dan bisa juga dilihat di sejumlah saluran satelit privat.

Secara keseluruhan, film ber-budget rendah ini menggambarkan kehidupan umat Muslim sebagai manusia tak bermoral dan sarat dengan kekerasan.

AS Khawatir Unjuk Rasa Anti-Amerika Meluas Setelah Salat Jumat.                    

Washington, Gedung Putih Amerika Serikat (AS) terus mengawasi dan memantau keamanan di sejumlah pos diplomatiknya di seluruh dunia. Rupanya, AS khawatir unjuk rasa anti-Amerika yang berkaitan dengan film 'Innocence of Muslims' akan semakin meluas dan bertambah banyak pasca salat Jumat.

Unjuk rasa menentang film amatir tersebut telah terjadi di Mesir dan Libya sejak Selasa (11/9) lalu. Unjuk rasa ini kemudian meluas ke sejumlah negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Iran dan Tunisia.

"Sangat penting untuk dicatat bahwa ketika unjuk rasa ini terjadi di sejumlah negara yang berbeda di dunia, menanggapi film tersebut, pada hari Jumat (14/9) secara historis telah menjadi hari di mana unjuk rasa dilakukan di dunia Islam," ujar juru bicara Gedung Putih Jay Carney seperti dilansir AFP, Jumat (14/9/2012).

"Kami terus mengamati dengan seksama setiap perkembangan yang ada, karena bisa saja berujung pada unjuk rasa yang baru. Kami mengantisipasi bahwa mereka mungkin akan terus melanjutkan unjuk rasanya," imbuhnya.

Film 'Innocence of Muslims' memicu sejumlah unjuk rasa di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana kantor kedubes AS di Mesir, Libya, Yaman, Iran dan Tunisia diserbu demonstran bahkan hingga memakan korban jiwa. Duta Besar AS di Libya, Christopher Stevens, beserta 3 staf diplomatiknya tewas akibat serbuan demonstran di Benghazi, Libya, sedangkan 4 demonstran di Yaman tewas terkena tembakan aparat polisi yang berusaha membubarkan massa.

Film amatir tersebut telah merendahkan Islam dan Nabi Muhammad karena isinya mengambarkan kehidupan umat Muslim sebagai manusia tidak bermoral dan sarat kekerasan. Film tersebut juga menyinggung Nabi Muhammad dan dibumbui dengan tema pedofilia dan homoseksualitas, yang memperlihatkan Nabi Muhammad tidur dengan banyak wanita.

Menanggapi protes anti-AS yang muncul, pemerintah AS mengaku tak berdaya untuk menindak para pembuat film semacam ini tersebut. Ini dikarenakan adanya ketentuan tentang kebebasan berbicara dan berekspresi yang dilindungi dalam konstitusi AS sejak lama.

"Saya tahu sulit bagi sebagian orang untuk memahami bahwa AS tak bisa atau tidak begitu saja mencegah video tercela seperti ini muncul ke permukaan," kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

"Sekarang, saya perlu tekankan bahwa di dunia saat ini dengan teknologi terkini, hal itu mustahil. Bahkan kalaupun mungkin, negara kami punya tradisi panjang kebebasan berekspresi yang dilindungi dalam konstitusi dan hukum kami, dan kami tidak bisa menghentikan setiap warga negara yang mengekspresikan pandangan mereka sekalipun itu tidak disukai," tegas mantan ibu negara AS tersebut.

Ikhwanul Muslimin Mesir Serukan Demo Nasional atas 'Innocence of Muslims'.

Dubes AS saat ditolong warga Libya (AFP)
Kairo, Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir menyerukan aksi demo nasional untuk memprotes film amatir "Innocence of Muslims" yang telah menghina Nabi Muhammad.

Kelompok berkuasa Mesir tersebut menyerukan "aksi demo damai pada Jumat, 14 September besok di semua masjid-masjid utama di seluruh provinsi Mesir guna mengecam penghinaan agama dan Nabi," ujar Sekjen Ikhwanul Muslimin Mahmud Hussein dalam statemen seperti dilansir AFP, Kamis (13/9/2012).

Hussein juga menyerukan semua kekuatan bangsa untuk bergabung dalam aksi protes tersebut.

Ikhwanul Muslimin merupakan kekuatan politik terbesar dan paling terorganisir di Mesir. Dari kelompok itu pula, Presiden Mesir Mohamed Morsi berasal.

Seruan demo nasional ini disampaikan terkait film amatir "Innocence of Muslims" yang dibuat di AS. Film kontroversial itu telah memicu serangan mematikan di Libya yang menyebabkan Dubes AS Chris Stevens tewas beserta tiga stafnya.

Sayap politik Ikhwanul Muslimin, Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) mengecam film itu yang disebutnya sebagai "kejahatan rasis dan upaya gagal untuk memicu kekerasan sektarian antara dua elemen negara: Islam dan Kristen."

"FJP menegaskan bahwa kedua elemen rakyat Mesir -- Kristen dan muslim -- telah dan akan selalu bersatu dalam menghadapi upaya-upaya tercela seperti ini yang berupa menimbulkan konflik di tanah air ini," demikian disampaikan FJP.

Menko Polhukam Minta Menkominfo Hentikan Film Innocenct of Muslims.

Menko Polhukam Djoko Suyanto (Foto: Koran SI)
Menko Polhukam Djoko Suyanto (Foto: Koran SI)
JAKARTA - Menko Politik Hukum dan Keamanan Joko Suyanto meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat menghentikan tayangan  film Innocence of Moeslims yang diunggah di You Tube. Hal tersebut lantaran film tersebut mengandung SARA.

"Sementara ini saya belum lihat film yang diunggah di You Tube tersebut dengan  lengkap. Akan tetapi saya sudah instuksikan kepada Menkominfo agar segera melakukan tindakan yang dipandang perlu terkait dengan peredaran film tersebut di You Tube itu. Apabila dipandang bahwa film tersebut mudarat-nya jauh lebih besar dari manfaat-nya, dan berakibat buruk di kehidupan masyarakat,,"kata Joko di Jakarta, Kamis (13/9/2012).

Joko berkeyakinan Kementrian Kominfo bisa meminta  penghentian penyiaran film  yang memanfaatkan ruang You Tube tersebut. "Tindakan  seperti ini telah dilakukan seperti waktu penghentian video yang diunggah  di You Tube yang bernuansa SARA tentang Pilkada DKI beberapa minggu yang lalu,"ujarnya.

Menko Polhukam juga menghimbau, masyarakat untuk tetap tenang menyikapi beredarnya film tersebut.

"Masyarakat tidak melakukan tindakan tindakan yang tidak perlu.  Justru kita semua elemen masyarakat harus bisa menjaga kerukunan antar umat, sehingga keamanan dan kenyamanan masyarakat dapat diwujudkan,"harapnya.                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kebersamaannya disini.