Para Habib dan Warga Kecewa Sikap DPRD Tuban.
Habib Muh–sapaan sehari-hari Muhammad Baaghil–tidak tahu pasti apa dalih DPRD membatalkan hearing yang sudah diagendakan itu. Habib Muh mengaku mencium aroma ketidakberesan. Tapi ia enggan menyebut ketidakberesan seperti apa yang dimaksudkan itu. Ia hanya menyinggung adanya politic interest yang sangat kuat dalam kasus sengketa Makam Sunan Bonang sehingga berkembang semakin rumit tanpa kejelasan penyelesaian.
Undangan yang disampaikan DPRD itu sendiri oleh Habib Muh dinilai aneh. Sebab yang bertanda tangan bukan Agung Supriyanto, Ketua Komisi A, tetapi Drs. Sa’dun Naim, Wakil Ketua Komisi A dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB). Kendati demikian pihak Habaib dan warga sudah menyatakan siap menghadiri undangan tersebut. Mereka sangat berharap DPRD bisa menjadi jembatan yang tepat untuk penyelesaian sengketa Makam Sunan Bonang antara Warga Ahli Waris dengan pihak Yayasan Mabarot Sunan Bonang (YMSB) yang selama ini mengklaim mendapat hak kelola situs cagar budaya itu.
“Tetapi DPRD ternyata nggak konsekuen juga. Kami tentu sangat kecewa dengan pembatalan hearing ini. Tahulah sekarang, DPRD tak lebih dari alat politik pihak tertentu, bukan benar-benar mewakili rakyat,” kata Habib Muh diamini para habib lainnya.
Bagaimana reaksi DPRD ? Nihil. Ketua DPRD, Kristiawan, menyarankan agar tanya langsung ke Komisi A saat dihubungi. Namun baik Agung Supriyanto maupun Sa’dun Naim dan anggota Komisi A lainnya, memilih bungkam. (Bekti sudra atmaja), sosialnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kebersamaannya disini.