Sepak Bola Api Waria, Tradisi Sambut Ramadhan.
Tuban– Beragam acara digelar untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Di Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, warga menyambut
datangnya bulan Ramadhan, dengan menggelar tradisi sepak bola api.
Permainan tradisional rakyat tersebut
cukup seru dan menegangkan selama disaksikan. Selain itu para pemuda
desa ini juga beratraksi adu kanuragan di depan ratusan penonton.
Untuk menggelar tradisi Sepak Bola Api,
sebuah ritual khusus harus dilakukan. Ritual biasanya di gelar para
pemain di tengah lapangan, dengan membacakan doa-doa. Tujuannya agar
Bola Api yang digunakan, tidak mampu melukai kaki para pemainnya.
Bola yang digunakan terbuat dari butir
kelapa utuh, yang direndam dalam minyak tanah selama 2 minggu.
Selanjutnya bola yang sudah direndam ini dibakar, dan langsung dilempar
ke tengah lapangan.
Layaknya sepak bola yang ada, Bola Api
ini menjadi rebutan dua tim yang terdiri dari lima orang, masing masing
tim. Mereka berusaha merebut Bola dari kaki lawan dan menendangnya ke
arah gawang lawan. Penonton pun langsung bersorak - sorak, ketika Bola Api
masuk ke gawang.
Meski Bola yang digunakan menyala api
panas, nampak tidak ada rasa sakit pada kaki para pemain, meski
menendang Bola Api dengan bertelanjang kaki. Mereka terus menendang Bola
dan berusaha membuat gol ke gawang lawan.
Dengan lampu penerangan seadanya,
membuat permainan tampak seru dan membuat para pemain semakin
bersemangat memainkan sepak bola api ini. Yang lebih seru dan membuat
gelak tawa para penonton adalah, karena salah satu tim pemain adalah Waria, atau laki laki yang berdandan ala wanita. Para penonton pun
terpingkal-pingkal saat para waria ini menendang Bola Api.
“yang paling lucu adalah karena para pemainnya Waria mas,” ujar Tisa, salah satu penonton.
Sepak bola api ini merupakan tradisi
tahunan, yang digelar warga Dusun Gumeng, Desa Banjar agung, Kecamatan
Rengel, Kabupaten Tuban. Tradisi ini digelar di lapangan desa setempat,
untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
“ini memang dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan mas,” kata Wijiyono, salah satu panitia.
Tradisi Sepak Bola Api ini tidak
sembarang dimainkan orang. Para pemain harus menjalani latihan khusus
selama beberapa bulan, dan menjelang dimainkan, para pemain harus
melakukan puasa mutih, atau puasa dengan hanya makan nasi putih saja,
selama tiga hari.
Selain atraksi sepak bola api yang
dimainkan oleh Waria, atraksi lain yang disuguhkan para pemuda ini,
diantaranya adalah atraksi Kanuragan, dengan tubuh dipukul dengan kayu,
kepala di pukul dengan genteng dan tubuh dilindas dengan motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kebersamaannya disini.