Jumat, 20 Juli 2012

Sholat Ghoib Untuk PT Semen Gresik Demi Transparansi CSR

SUGAR FM DALAM BERITA

Semen Gresik Masih Tutup Mulut Terkait Angka CSR di Wilayah Tuban.


Tuban – Semen Gresik Masih Tutup Mulut Terkait Angka CSR di Wilayah Tuban. Puluhan warga Desa Gaji Kecamatan Kerek, kembali berunjuk rasa di pintu utama PT. Semen Gresik, Desa Sumberarum Kecamatan Kerek, Kamis (19/07/2012). Menuntut pihak PT. Semen Gresik untuk segera melakukan dan membuat konsep penataan ekonomi yang berkelanjutan pasca penambangan terutama Desa Gaji nantinya dan ketransparansian dana CSR untuk wilayah Tuban.
Aksi yang dimulai sekitar jam 13.00 siang, mereka mengendarai sepada motor dan mobil colt bak terbuka, sesampainya di depan Kantor UTSG Desa Sumberarum Kecamatan Kerek, mereka turun jalan langsung menuju pintu utama.
Dalam aksinya selain membentangkan sejumlah poster, mereka juga membawa keranda mayat sebagai simbol matinya PT. Semen Gresik selama ini. Sesampainya di depan pintu utama pabrik, lalu mereka melakukan Sholat Ghoib dan berdoa, agar PTSG kena adzab karena dinilai sudah melakukan perampasan hak terhadap warga sekitar pabrik, terutama di desa mereka yang warga miskinnya masih tinggi.
“Keberadaan PTSG bertahun-tahun di wilayah Tuban hanya merampas hak-hak kami, karena mestinya lahan yang kami jadikan sumber mata pencaharian justru akan dikeruk oleh mereka,” lantang Rudi Hartono dalam aksinya.
Dalam tuntutannya mereka meminta pihak PT. Semen Gresik untuk segera melakukan dan membuat konsep penataan ekonomi yang berkelanjutan pasca penambangan terutama Desa Gaji nantinya. Serta jaminan kesejahteraan pasca alih fungsi lahan tambang yang bakal tergusur. ”Semen Gresik harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita ini,” lantang Rudi yang pernah diamankan petugas Kepolisian dalam aksi sebelumnya.
Usai melakukan Sholat Ghoib lalu mereka ditemui pihak Bina Lingkungan PT. Semen Gresik, di hadapan manajemen mereka mencerca beberapa pertanyaan terkait program CSR Semen Gresik yang tidak tepat sasaran, serta jaminan yang akan diberikan kepada masyarakat pasca alih fungsi tambang. ”Berapa sih alokasi dana CSR untuk wilayah Tuban sendiri dari Semen Gresik? Dan di alokasikan kemana saja, koq sampai memunculkan wilayah kami menjadi kantong kemiskinan tertinggi di Kecamatan Kerek dan Merakurak?” cerca Rudi
Menanggapai pertanyaan para pendemo, Suntoro Kasi Bina Lingkungan PT. Semen Gresik, hanya menjelaskan prosentasi dana CSR untuk ring I pabrik, diantaranya 70% untuk Ring I, 20% untuk daerah Ring II dan 10% untuk ring III, “Kewenangan kami hanya melaporkan rekapitulasi dan berapa anggaran yang dikeluarkan hanya kepada Bappeda, silahkan mas-mas minta data di sana”, jawab Suntoro kepada pendemo.
Hingga pertanyaan jumlah CSR ini di ulang beberapa kali, pihak Bina Lingkungan selalu berkilah bahwa pendemo tidak berhak untuk mempertanyakan berapa jumlah CSR yang di keluarkan. Dan terakhir pertanyaan di ulang Rizky salah satu pendemo dengan pertanyaan yang sama, “Sebenarnya kami hanya menginginkan ketransparasian saja, sesuai dengan apa yang di sampaikan teman saya, terkait berapa jumlah CSR Semen Gresik khusus untuk wilayah Tuban,” lantang Rizky kepada Bina Lingkungan.
Begitu juga, masih menurut Rizky, terkait konsepsi untuk penataan ekonomi berkelanjutan pasca tambang adanya sebuah ketransparansian, “Tidak lebih yang kami inginkan, jadi semua ada ketransparansian, baik yang sudah direaliasasikan ke desa yang sudah ditambang untuk sebagai contoh Desa Kami nantinya,” lanjut Risky.
Sementara Bina Lingkungan dalam hal ini Suntoro, masih dalam jawaban yang disampaikan sebelumnya, yakni kewenanganya bicara jumlah CSR hanya kepada Bappeda bukan kepada para pendemo, “Meski sudah ada UU KIP, tapi jangan diambil enaknya saja, ada beberapa dokumen yang masih menjadi hak kami untuk tidak kami publikasikan”, lanjutnya.
Tak puas dengan jawaban dari pihak Manajemen perusahaan, mereka kemudian membubarkan diri dengan tertib sekitar jam 16.00Wib sore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kebersamaannya disini.